Apa Itu Selametan Orang Meninggal
Selametan adalah tradisi atau acara yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia, khususnya Jawa, untuk memperingati atau merayakan hari-hari penting seperti kelahiran, pernikahan, atau kematian seseorang. Selametan juga sering dilakukan sebagai bentuk ungkapan rasa syukur dan penghormatan terhadap almarhum.
Khusus untuk selametan orang meninggal, acara ini biasanya dilakukan sebagai wujud penghormatan dan pengabdian kepada almarhum. Selametan orang meninggal biasanya dilakukan setelah prosesi pemakaman sebagai bentuk doa dan kesyahduan bagi almarhum.
Cara Menghitung Selamatan Orang Meninggal Online
Untuk menghitung selamatan orang meninggal secara mudah dan akurat, Silahkan gunakan aplikasi web atau aplikasi online dibawah ini:
Isi tanggal wafat dibawah ini:
Cara Menggunakan Aplikasi Selametan Orang Meninggal
- Buka halaman Aplikasi Online Selametan.
- Masukkan tanggal wafat yang bersangkutan
- Setelah itu klik LIHAT
- Maka, hasilnya akan otomatis keluar. Mulai hari geblaknya, sampai nyewu
Aplikasi ini kami buat paling lengkap dibanding yang lain, selain ada hari pasaran, kami juga menambahkan tanggalan masehi, hijriah, tanggal jawa dan neptu nya
Selamatan orang meninggal bukanlah acara untuk memberikan ucapan selamat pada orang yang sudah tiada. Sebab, istilah tersebut merujuk pada kegiatan tahlilan untuk membaca ayat-ayat Al Quran dan berdzikir.
Sebagian umat Islam di Indonesia menjalankan selamatan sebagai bentuk doa pada orang yang sudah meninggal dan untuk memperingati momen tersebut.
Pada acara tahlilan, orang-orang berkumpul untuk membacakan doa pada orang yang sudah meninggal. Di akhir acara, biasanya terdapat acara makan-makan dan adanya hidangan dari penyelenggara acara untuk dibawa pulang.
Istilah Hari Selametan
Tradisi yang sangat sakral ini ternyata tidak hanya orang lakukan satu kali saja setelah seseorang meninggal. Namun, berkali-kali, tepatnya hingga delapan acara.
Lantas, apa saja prosesi yang harus ada dalam acara selamatan orang wafat? Berikut ini adalah penjabaran dari masing-masing acara tersebut:
Geblag atau selamatan pasca penguburanArtinya hari ke-1 dilaksanakan pada hari itu juga tidak boleh ditunda. Nama lain geblak adalah ngesur atau nyaur
Nelung dina atau tiga hari kematianArtinya selamatan dilaksanakan pada hari ketiga dan pasaran yang ketiga. Pelaksanaan dilaksanakan biasanya menjelang malam hari.
Tujuannya adalah untuk menyempurnakan nafsu pada jasad manusia yang asalnya dari air, angin, api, dan bumi. Nelung dina dilaksanakan pada hari ketiga serta pasaran yang ketiga.
Mitung dina atau tujuh hari kematianArtinya selametan 7 harian orang yang meninggal, jadi misal wafatnya pada jumat kliwon makan selametan dilaksanakan kamis legi.
Sesuai namanya, ini dilaksanakan pada hari ketujuh. Jadi, misalnya seseorang meninggal pada Sabtu Pahing, Anda perlu menghitung 6 hari berikutnya. Dengan demikian, hari ke-7 jatuh pada Kamis Pahing atau malam Jumat. Tujuan metung dina adalah untuk menyempurnakan kulit serta rambut jasad.
Matangpuluh dina atau 40 harianArtinya selametan pada haru ke 40, rumus menghitungkan menggunakan masarma, hari kelima masehi dan pasaran hari kelima.
Tujuan matangpuluh dina adalah untuk menyempurnakan anggota badan yang merupakan titipan kedua orang tua.
Nyatus dina atau seratus harianArtinya hari ke-100 setelah kematian. menghitungnya menggunakan rumus rosarma, adalah hari kedua dan pasaran kelima.
Tujuan nyetatus dina adalah untuk menyempurnakan jasad.
Pendhak 1 atau Mendhak sepisanArtinya selamatan 1 tahun setelah kematian, satu tahun dalam tahun jawa, yakni 354 - 355 hari.
Tujuan pendhak 1 adalah sebagai peringatan bahwa kulit daging dan semua isti perut sudah sempurna.
Pendhak 2 atau Mendhak PindoArtinya selametan 2 tahun setelah kematian, dua tahun dalam penanggalan jawa, yakni 708 hari.
Tujuan pendhak 2 adalah sebagai peringatan bahwa seluruh anggota badan selain tulang sudah sempurna.
NyewuArtinya selametan hari ke 1000 setelah kematian, rumus perhitungan menggunakan rumus nemsarm yaitu hari keenam dan pasaran kelima setelah kematian.
Tujuan nyewu adalah untuk menyempurnakan jasad manusia, sehingga dapat dikatakan bahwa jasad sudah menyatu dengan tanah sebagai asal muasal manusia.
Perhitungan di atas masih dilestarikan sebagian orang di Jawa sebagai bentuk menjaga budaya dan adat untuk keselamatan orang meninggal
Beberapa hal yang umum dilakukan dalam selametan orang meninggal antara lain:
Kesimpulan
Selametan orang meninggal merupakan tradisi yang turun-temurun dan memiliki makna yang mendalam bagi masyarakat Indonesia. Acara ini juga dianggap sebagai bentuk penghormatan dan pengabdian kepada almarhum serta sebagai sarana untuk mendoakan keselamatan dan ketenangan bagi rohnya.
Demikianlah cara menghitung selametan orang meninggal. Penentuan waktu selamatan orang meninggal dihitung berdasarkan penanggalan Jawa, mulai dari 3 harian, 7 harian, 100 harian, hingga 1000 harian.